Waspadalah terhadap pajak penamaan yang curang

TRIBUNNEWS.COM-mewakili penipuan pabean semakin meningkat. Mulai dari metode seperti melelang barang dengan harga murah, berjualan online, mengobrol pribadi atas nama petugas bea cukai, dan menuntut pembayaran pajak melalui obrolan pribadi atas nama pengiriman barang dari luar negeri. Adapun korban yang menjadi sasaran para penipu, situasinya beragam: orang tua, siswa, orang biasa, pegawai negeri dan bahkan kepribadian.

Syarif Hidayat, direktur bea cukai internasional dan lintas sektor, mengungkapkan bahwa sejauh ini, menurut hasil penyelidikan para inspektur, penipuan atas nama bea cukai masih mengadopsi pola yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Sejak metode penipuan ini, tidak ada yang berubah, hanya pelakunya masih mencari korban dan waktu yang berbeda ketika meluncurkan tindakan, dan selalu kurang kewaspadaan dan pemahaman publik tentang cara yang benar untuk membeli barang. Terutama transportasi ke luar negeri, “katanya.

Selain itu, Syarif menguraikan jenis-jenis penipuan, termasuk belanja online, hadiah atau undian, dan lelang. Barang murah biasanya disertai dengan “penyitaan pabean”, “barang pasar gelap”, “diskon pembersihan gudang” dan sebagainya.

“Jika Anda menemukan bahwa seseorang menjual barang-barang seperti itu pasti curang, dan untuk pelelangan yang dilakukan oleh bea cukai, prosesnya akan diiklankan di situs resmi bea cukai, Cabang Kekayaan. Negara atau Kementerian Keuangan,” kata Syarif .

Barang yang dikirim dari luar negeri, terutama yang dibeli dari toko online, masih merupakan perilaku penipuan paling umum dalam berbagai cara. Untuk menjebak korban, penjahat biasanya menjualnya dengan harga rendah yang tidak masuk akal, mengklaim bahwa barang tersebut adalah “pasar gelap” dan akan dikirim tanpa pemeriksaan pabean, sehingga penjahat tidak memberikan nomor kwitansi atau kwitansi palsu. — Model kemudian akan berlanjut. Seseorang menghubungi melalui nomor pribadi dan mengklaim sebagai petugas bea cukai, mengumumkan bahwa barang-barang mereka ditahan di bea cukai, dan meminta staf penulis untuk membayar jumlah nominal. Para pelaku juga mengklaim bahwa korban terlibat dalam perdagangan ilegal dan akan melaporkannya kepada pihak berwenang, juga sangat umum untuk mengancam korban.

“Jika seseorang menemukan kejadian seperti itu, mereka tidak perlu panik dan tidak akan pernah mentransfer uang ke akun pribadi mereka. Jika ada transfer, segera laporkan ke polisi,” jelas Syarif. Tiga langkah dapat diambil untuk mencegah penipuan atas nama bea cukai: yang pertama adalah mengidentifikasi akun yang digunakan oleh pelaku, penggunaan bea cukai, pajak konsumsi dan pengarsipan pajak (SSPCP) untuk secara langsung mengimpor pajak dan pajak ke dalam rekening pajak nasional. Yang kedua adalah menggunakan Halaman verifikasi di www.beacukai.go.id/barangkad memudahkan bea cukai untuk menghubungi melalui media sosial, melalui halaman penggemar www.facebook.com/beacukaiRI, www.facebook.com/bravobeacukai, Twitter. @BeaCukaiRI, Twitter @BravoBeaCukai, dan Instagram @BeaCukaiRI. Anda juga bisa mendapatkan Pusat Kontak Pabean melalui 1500225 dan mengirim email melalui info@customs.go.id.

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *